google.com, pub-5346884408791712, DIRECT, f08c47fec0942fa0

PPJ Sediakan Drop Box untuk Kurangi Sampah Plastik yang Disulap Jadi Cuan

BERITA1BOGOR.com – Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor terus berinovasi dalam penataan pasar. Kali ini perusahaan plat merah itu berinovasi dalam mengurangi sampah plastik dengan menyediakan drop box yang bisa menyulap jadi cuan.

Manager K3 Perumda PPJ Kota Bogor, Dedi Suharto mengatakan, fungsi drop box tersebut hanya untuk penyimpanan sampah plastik bekas berupa botol air kemasan.

Sampah plastik agar menjadi nilai rupiah tidak asal buang lalu dapat uang, tetapi prosesnya masyarakat harus download aplikasi Mountrash.

Sebagai gambaran, kata Dedi, untuk botol air mineral kemasan 600 mililiter kurang lebih Rp40 – 50 per botol, dan untuk jenis lain nilainya bervariasi.

Setelah mengunduh aplikasi tersebut, masyarakat tinggal memilih menu dan jenis sampah plastik apa yang dibuang. Selanjutnya masukan sampah ke dalam drop box.

“Setiap kita memasukan satu botol, itu nilai rupiah itu akan langsung masuk ke dalam saldo aplikasi. Jadi di sini kita lebih mengetahui secara ril, apa yang kita buang dan berapa nilai rupiah yang kita dapat,” ujarnya, Senin (20/2/2023).

Dedi mengakui sejauh ini pihaknya baru memiliki satu unit drop box yang sementara ditempatkan di area Pasar Gunung Batu.

Namun kedepannya akan dipindah ke pasar-pasar yang memiliki potensi sampah lebih banyak sehingga menghasilkan sampah lebih maksimal.

“Kemarin dipasang di Pasar Gunung Batu, tapi kami berencana akan dipindahkan ke Blok F Pasar Kebon Kembang,” ungkap Dedi.

Sebab kata dia, untuk menempatkan drop box ini harus dipelajari juga, sejauh ini telah ditempatkan di satu pasar dalam kurun waktu tertentu dan sejauh mana pendapatan sampahnya.

“Kemarin ditempatkan di Pasar Gunung Batu sudah 3-4 bulan, terus kita evaluasi, kemudian kita akan ambil data dari pasar yang lain,” ungkapnya.

Penempatan drop box ini akan bergulir setelah beberapa waktu dan kembali digeser ke pasar lain, agar mengetahui seberapa besar pendapatan dari pasar-pasar tertentu.

“Iya, sementara kita masih mempelajari tentang sirkulasi pembuahan sampahnya, terus penarikannya dan kami akan memproses satu dulu dan ditempatkan secara bergilir di pindah pindah dari pasar ke pasar,” tuturnya.

Dedi menilai penempatan drop box di area Blok F dimungkinkan akan menghasilkan sampah lebih banyak, karena di sana selain pedagang juga ada perkantoran.

“Ya, di Blok F ini kan selain pedagang dan pengunjungnya lebih banyak, juga ada kantor. Saat rapat ada bekas air minum berbeda dengan pasar tradisional yang hanya jualan sayuran,” katanya.

Program ini, dikatakan Dedi, tujuannya untuk mengetahui berapa banyak sampah yang dihasilkan, sehingga nanti akan ketahuan berapa drop box yang diperlukan.

“Kayak kemarin kami pasang di Pasar Gunung Batu, kondisinya belum banyak, mungkin karena di situ para pedagang bukan unsur yang menghasilkan sampah botol-botol plastik kemasan, mungkin mereka minumnya dengan media yang lain, sehingga sirkulasinya kurang banyak,” tambahnya.

Dedi juga mengatakan, untuk mengoptimalkan fungsi drop box tersebut masih perlu disosialisasikan kepada masyarakat secara luas.

Ia berharap melalui program ini bisa membantu masyarakat mengubah kebiasaan dalam membuang sampah. “Setidaknya jika membuang sampah botol plastik ke dalam drop box ini ada nilai rupiah yang didapatkan,” ucapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *