BERITA1BOGOR.com – Proses Cut and Fill (menggali/pengerukan tanah) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane yang berada di Kawasan Bogor Nirwana Residence (BNR) diprotes warga.
Sebab, proses Cut and Fill yang dilakukan PT Graha Andracentra Propertindo (GAP) selaku pengembang proyek dinilai warga sudah merusak ekosistem lingkungan.
Menurut warga, selama proses Cut and Fill, pihak pengembang tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang dekat dengan lokasi pengerjaan Cut and Fill.
“Pihak pengembang juga harusnya memberikan perhatian seperti kompensasi kepada masyarakat yang lokasinya dekat dengan proyek tersebut. Jadi, dengan bermusyawarah itu kan masyarakat tahu bahwa diwilayahnya akan ada pembangunan eduwisata seperti ini. Nah ini tidak musyawarah, makanya masyarakat dan juga para pemuda yang ada di sini merasa tidak dihargai,” ujar Jaja kepada wartawan, Selasa, 12 September 2023.
Oleh karena itu, sambung Jaja, warga sekitar meminta PT GAP untuk segera menghentikan proses Cut and Fill tersebut.
“Jadi yang tadi duduk bareng itu, kami warga Cipinang Gading menginginkan ada kepastian dari pihak PT GAP, misalnya akses jalan. Kemudian adanya kompensasi, terlebih kompensasi kepada warga yang dekat dengan pembangunan yang sangat terdampak. Nah ini tidak ada kepastian, makanya tadi kami minta untuk dihentikan dulu proses ini,” terangnya.
Sementara pengakuan Ketua RW04 Cipinang Gading, Wawan Sumantri berbalik lurus dengan apa yang disampaikan warga. Ia mengaku, bahwa dirinya sudah menyampaikan kepada warga terkait akan adanya pembangunan wahana Rivera.
“Sebetulnya kita sudah komunikasikan dengan RT. Lalu di acara-acara yang ada di wilayah juga kita informasikan bahwa di RW 04 ini akan bangun wahana,” katanya.
Selain itu, dirinya juga sudah meminta ke pihak PT terkait pemberdayaan masyarakat untuk menjadi bagian pegawai di tempat tersebut, termasuk kompensasi yang akan didapatkan oleh masyarakat.
“Beliau (pihak pengembang) mempersilahkan kepada saya selaku ketua RW untuk merekrut pemuda. Kemudian, waktu itu juga kita sudah ada pertemuan di kantor kelurahan, dan kita mengikuti apa yang Rivera lakukan,” imbuhnya.
Ketika ditanya apakah ada persetujuan warga terkait pembangunan tersebut, Wawan mengklaim sudah ada persetujuan dari warga sekitar atau warga terdekat.
“Inikan wahananya wahana keluarga, bukan seperti hotel maupun penginapan, sehingga dampaknya tidak terlalu. Jadi persetujuan warga sudah ada, dari warga paling terdekat ya,” ketusnya.
Di tempat yang sama, Humas PT GAP Firman mengatakan, membenarkan memang sedang ada proyeksi Rivera untuk pengembangan wilayah eduwisata, yang nantinya ada tempat kelinci, taman bermain, bibit tomat, cabai dan sebagainya.
“Jadi memang yang terjadi di lapangan, perihal masuknya alat berat mungkin ada satu hal yang menjadi penasaran dan menanyakan maksud dan tujuannya kami,” kata Firman.
Dia juga menyampaikan, legalnya sudah ditempuh oleh tim legal perusahaan. Sedangkan hasil dari pertemuan ini, pihak masyarakat menginginkan proyeksi dihentikan. Namun ia menegaskan, proyeksi tetap berjalan sembari tahap mediasi terus dilakukan.
“Untuk proyeksi, kita pastikan terus berjalan, tidak dihentikan. Terus kita-kita juga ada jadwal pertemuan lagi nanti,” tandasnya. (*)